Kamis, 24 November 2011

berbagai pantun

PANTUN NASEHAT …
BERTEMA TENTANG MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA
Jalan-jalan ke Kalimantan Barat
Ada kurma import dari Roma
Jika kamu ingin hidup sehat
Buanglah sampah pada tempatnya

Melihat patung di tempatnya
Baru disenggol jatuh ke bawah
Buanglah sampah ditempatnya
Agar lingkungan kita tetap indah


Beli sepeda di Kota Medan
Jangan lupa beli topi
Jangan buang sampah sembarangan
Agar lingkungan indah dan rapi


Jalan-jalan ke Pulau Jawa
Jangan lupa beli durian
Bila kamu tidak ingin bencana
Jangan membuang sampah sembarangan


Pantun adalah seni. Pantun adalah sastra. Pantun adalah puisi.
Pantun adalah salah satu jenis puisi lama dari kasusastraan Melayu lama. Dalam hal ini, pantun terikat beberapa aturan. Yang pertama, pantun terdiri dari 4 baris, dan dari 4 baris tersebut terbagi menjadi 2 bagian, yaitu sampiran dan isi. Sampiran adalah 2 baris awal pada pantun yang berfungsi sebagai pengantar rima. Sedangkan isi adalah 2 baris terakhir yang merupakan inti makna dari pantun tersebut. Dalam beberapa pantun, sampiran dan isi saling berkaitan secara makna. Namun, dalam beberapa pantun lain, sampiran dan isi tidak berikatan secara makna.
Syarat kedua, pantun terikat rima dan memiliki sajak a-b-a-b. Tidak boleh menggunakan sajak a-a-a-a, a-b-b-a, a-a-b-b, dll. Apabila menggunakannya, pantun tersebut sudah bukan pantun lagi. Hanya menjadi puisi biasa.
Yang ketiga, pantun terdiri dari 4-6 kata dan 8-12 suku kata. Namun aturan yang ketiga ini sudah sering dilanggar. Maka dari itu, aturan yang ketiga ini sering dihilangkan.
Pantun dapat digolongkan berdasarkan isi dari pantun tersebut. Misalnya, pantun cinta, pantun agama, pantun nasehat, dll.
Pada awalnya, pantun merupakan jenis sastra lisan. Namun saat ini, sudah banyak pantun yang berupa sastra tulis.
Pantun telah dikenal luas di berbagai daerah di Indonesia dengan sebutan yang berbeda-beda, misalnya Parikan (Jawa), Umpasa (Batak), Paparikan (Sunda), dan Londe (Toraja).
Pantun digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Baik formal maupun informal. Formal misalnya, dalam pernikahan. Pernikahan yang menggunakan pantun dalam tata cara pernikahannya adalah pernikahan adat betawi, yaitu ketika acara buka palang pintu yang diikuti dengan pencak silat.
Informal misalnya dalam perbincangan sehari-hari. Perbincangan yang dibumbui dengan pantun akan semakin menarik dan tidak membosankan.
Contoh pantun dapat dilihat di bawah ini.






Naik naik ke puncak bukit
Jangan lupa bawa bekal
Baik baik kepada sohib
Walau dia cacat mental



Ada perahu ada mobil
Ada kapal ada pesawat
Walau aku berbadan kecil
Tapi tetap yang paling hebat




Yang paling hebat

Ada perahu ada mobil
Ada kapal ada pesawat
Walau aku berbadan kecil
Tapi tetap yang paling hebat


Suka ngaji

Sabtu Minggu bekerja bakti
Bersih tempat kampung halaman
Bagi kamu yang suka ngaji
Ada tempat di sisi Tuhan




Tidak ramah

Ada mangga di depan rumah
Mangga itu berwarna kuning
Kalau tidak bersikap ramah
Nanti kamu kubilang anjing


Jangan rakus

Kucing itu musuhnya tikus
Kalau sapi musuh buaya
Wahai kamu janganlah rakus
Karena nanti bisa bahaya















my name is gabriell.P

2 komentar: